Ini tulisan pertamaku di tahun 2015. Sudah satu
tahun aku tidak pernah menulis lagi, entah karna waktu yang tidak memungkinkan,
ataukah karna terlalu berwarnanya kehidupanku di tahun 2014, sehingga
keindahannya cukup untuk aku saja yang menikmatinya.
Allah menciptakan pada
kita jiwa yang bersayap untuk terbang mengarungi cakrawala cinta dan kebebasan.
Satu diantaranya yaitu kebebasan untuk memiliki sahabat.
Percayakah kamu? Kita
ini satu, kekuatanmu adalah kekuatanku. kamu tlah memasuki diriku dan salah
satu dari kita tidak bisa memutus hubungan tanpa menghancurkan yang lain.
hubungan ini menjadi milik "diri" kita yang lebih besar. Aku tidak bisa berpikir,
berimajinasi, mencipta dan bekerja keras tanpa kamu. Dan suatu hubungan harus
kuat memikul derita seperti hubungan kita dan menahan goncangan sedemikian rupa
seperti masa-masa sulit yang sudah kita lalui. Tetapi tanpa masa-masa
menyakitkan itu, kukira hubungan ini tidak akan jadi begitu indah.
Sedikit kerikil kecil untuk
persahabatan kita, kurasakan di awal tahun ini. Entah kenapa aku merasakan
bahwa kita saling berjauhan, sikapmmu beda terhadapku. Sekalipun kita pergi
berdua untuk sekedar makan, rasanya beda tidak seperti dulu, aku merasa
disampingku adalah orang lain. Sudah tidak lagi kutemukan canda tawa yang dulu
pernah ada.
1 tahun sudah
intensitas kedekatan kita tidak seperti sebelumnya, entah karna kamu yang sudah
menemukan jati diri cinta sejatimu, ataukah aku yang berusaha menjauh tidak
ingin mengganggu kebahagiaanmu. Alam pun mengajarkanku untuk tegar, walau dalam
hati aku menangis. Dulu...orang menganggap kita adalah satu, kemanapun kita
selalu bersama, bahkan orang menganggap bahwa kita satu kos. Tapi kenyataan
yang ada sekarang? Aku bahkan lupa rasanya kapan terakhir kali kita seperti
itu.
Aku
pernah mendengar kata-kata ini “Jika engkau melihat ada hamba tertidur, jangan
dibangunkan, barangkali ia sedang bermimpi
akan kebebasan” . ”Jika engkau melihat ada hamba tertidur, bangunkan dia dan
ajaklah berbicara tentang kebebasan.”
Dulu
apapun kita lakukan bersama, sampai aku lupa bahwa masih ada matahari esok.
Setiap hal kecilpun aku selalu bercerita kepadamu, kamu adalah satu-satunya
orang yang paling ku percaya disini. Aku tidak pernah menyalahkan mu, mungkin memang
saat ini sudah habis masanya. Lirih dalam hati ketika teman-teman, ibu penjual
jus,dan orang terdekatku ketika mereka menanyakan dimana kamu, aku hanya bisa
tersenyum dan berkata, “dia baik-baik saja disana, sekarang memang aku tak lagi
bersamanya, kita mempunyai kesibukan masing-masing”. Kamu tau salah satu
alasanku pindah kos kenapa? Inginku adalah semoga dengan jarak yang semakin
dekat, kita akan semakin tidak akan terpisahkan. Tapi alam berkata sebaliknya,
kalau boleh memilih lebih baik seperti dulu, meskipun jarak kos kita jauh
tetapi kamu tetap berada disampingku, tidak seperti saat ini bagaikan cerminan
terbalik.
Melihat
orang berdua diatas motor, aku rindu akan hal itu. Aku bahkan lupa kapan
terakhir kali kita pergi berdua seperti itu. Aku harus surviv dengan kehidupan
baruku, aku akan berjalan bersama mereka yang
berjalan. Kerana aku tidak akan berdiri diam sebagai penonton yang menyaksikan
perarakan berlalu. Sebab kehidupan tidak berjalan mundur, pun tidak
tenggelam dimasa lampau.
Tetapi setiap kali aku seorang diri dalam keheningan malam,
aku meneteskan air mata lirih dalam hati tanpa ada satu orang pun yang tau. Aku
rindu semua yang terjadi dulu, kapan kita bisa kembali ke masa itu? Atau kapan
kita mengulang seprti itu?
Seorang wanita telah dilengkapi oleh Tuhan dengan keindahan
jiwa dan raga adalah suatu kebenaran, yang sekaligus nyata dan maya, yang hanya
bisa kita fahami dengan cinta kasih, dan hanya bisa kita sentuh dengan kebajikan.
Mungkin aku hanya bisa bersikap biasa di depanmu, seolah-olah aku tidak
merasakan apa-apa, aku tidak ingin kamu merasa tidak nyaman dengan
ketidaknyamanan ku saat ini.
Entah apa yang terjadi esok, biarkan saja! Yang terpenting
bagiku adalah bisa melihatmu bahagia dengan kehidupan barumu saat ini
SAHABATKU..
NN..