Jumat, 07 Desember 2012

Perindu Hujan Penanti Pelangi



Karya   : Nurul Hidayati
Kelas   : XII IPA 1

Sengaja malam ini ku duduk bersandar pada bangku karet yang terasa dingin. Kueratkan kancing jaket abu-abu yang semakin terasa longgar. Langit begitu indah, dan gemerlap cahaya bintang membuatku tersenyum kecil sambil menahan haru.
Setelah kita kenal begitu lama, aku mengenal dia dengan ramah, dengan baik, walaupun diantara kita tak pernah ada satu perkataan. Tiba-tiba semua perasaanku menjelma, berubah entahlah seperti apa isi otakku. Aku menyukainya, aku menyayanginya. Aku yakin dia pun begitu, tapi aku tidak pernah pecaya itu, aku tidak pernah percaya bila ia menyukaiku juga, aku hanya berharap begitu banyak padanya
Beberapa hari yang lalu, aku membaca tulisan seseorang yang begitu kukagumi. Hei, hanya mengagumi tanpa perlu ia ketahui dan aku beri tahu. Cukup kekaguman saja yang membuatku harusnya terpacu untuk lebih baik. Karena ku tahu ia begitu hebat, dan Allah pasti menjaganya dan akan memberikan wanita yang terbaik untuknya .
Banyak hal yang terjadi beberapa hari ini dan membuatku banyak berfikir, membongkar kembali persepsiku akan kata bernama takdir. Rahasia Allah itu begitu mengejutkan, dan cara Allah menuntun kita untuk sebuah perbaikan itu begitu indah, penuh kasih sayang. 

Seharian aku membaca kata-kata yang tak sengaja kutemukan di twitter. Bukan lebay atau sejenisnya yang sering diungkapkan anak muda, aku benar-benar menangis. Malu, itu kata yang tepat untuk ku saat ini. dan kenapa aku begitu malu? Allah yang tau itu.
Kalau kamu sekarang lagi memperbaiki diri dan Menjaga Hati, Insya Allah jodohmu juga lagi memperbaiki diri dan menjaga hatinya 
Setengah ramadhan telah berlalu, apa yang telah ku perbuat untuk memperbaiki diri? Apa yangsudah kulakukan untuk memperbaiki masa lalu? Aku benar-benar tertampar malam ini. Banyak yang kupinta, tapi apa yang sudah kuperbuat?
Malam semakin dingin dan mataku tak sedikit pun mengantuk. Masih ingin kunikmati bintang di atas sana dengan penuh kekaguman. Seperti kekagumanku pada orang-orang yang senantiasa berusaha memperbaiki dirinya. Menjemput maaf, menjemput pengharapan dari Sang Pemilik Cinta. Hingga Allah membalasnya dengan yang terbaik.
Malam ini biarkan ku mengenang-Mu saja karena mengenang-Mu adalah hal yang paling indah. Tak terasa jarum jam telah menunjukkan pukul 10 malam. Aku bergegas naik tempat tidur. Dan tanpa sadar aku pun masih teringat kata kata di twitter. Jaga hati, kalimat itulah yang membatasi langkahku untuk bebas melakukan apapun yang aku mau, aku pun melakukannya dengan senang hati karena aku yakin dengan aku menjaga hatiku maka Allah pun akan menjagaku. Jaga hati itulah juga pesan orang yang pernah dekat dengan ku, agar aku menjaga hatiku hanya untuknya sampai pada waktunya  saat itu tiba,saat dimana aku dan dia berjanji pada suatu hari nanti kami akan bersama untuk selamanya, dan sampai saat ini aku tetap menjaga hatiku untuknya. Semua ku lakukan karna aku memang mencintainya dengan hatiku bukan dengan hawa nafsu belaka.
Tapi apakah dia juga menjaga hatinya untukku? Pertanyaan itulah yang sering bergelayut dalam pikiranku karna ku lihat sekarang sikapnya padaku jauh berbeda dari yang dulu. Ya Allah bantulah aku agar aku bisa memegang amanah ini untuk menjaga hatiku.  Ku jaga hatiku karna engkau Ya Rab dan juga karna aku tulua mencintainya. Semuanya ku serahkan padaMu Ya Rab karna engkau adalah Maha Pemberi keputusan yang terbaik.Tak terasa perlahan-lahan aku pun terlelap dalam tidur di temani mimpi-mimpi yang sangat indah.
Pagi ini cuaca sangat cerah sekali, aku bergegas berangkat ke sekolah dengan terburu-buru karna jarum jam menunjukkan hampir jam 7 pagi. Sesampainya di depan pintu gerbang, aku bertemu dengan Amira teman sebangku ku, “hai Mir..” kusapa dia dengan hangat. Aku dan Amira adalah sepasang sahabat yang sangat akrab, dimana ada aku disitu pasti ada dia begitu pun sebaliknya, bahkan sampai teman-teman kami pun mengibaratkan kami seperti surat dan perangko. “Hai juga…” jawab Amira kemudian kami berjalan bersama menuju kelas kami.
“Liburan sekolah nanti aku akan berkunjung ke tempat nenekku untuk berlibur disana, kamu ikut ya biar kita liburan sama-sama pasti tambah seru,asyik kali ya..” desak Amira padaku. Sebenarnya aku mau tapi aku senang sekali menggoda Amira karna setiap kali dia mempunyai keinginan, jika belum tercapai pasti akan terus merajuk sampai keinginannya terkabul. “Bagaimana yaa..aku mikir-mikir dulu deh” jawabku. “Jangan begitu dong  ikut yaaa..kalau ngga biar nanti aku suruh Reno untuk maksa kamu ikut” kata Amira menggodaku.
“Mulai deh kamu manfaatin kelemahan aku” jawab ku, dan Amira pun tersenyum. Aku memang paling anti kalau mendengar nama itu bukan karna aku gak suka tapi karna aku amat senang di goda seperti itu dan aku takut perasaanku ketahuan teman-temanku. “Makanya ikut ya tidak boleh tidak harus mau pokoknya” desak Amira. “Iya aku ikut, asalkan Reno di ajak” jawab ku. Amira mendadak terhenti langkahnya mendengar jawabanku. Lalu dengan spontan kutarik lengannya “Tenang aja Mir,aku cuma bercanda kok, mana mungkin mau ngajak Reno ya ngga mungkinlah. Iya InsyaAllah aku ikut ke tempat nenekmu liburan semester nanti” jawabku panjang lebar. Kemudia Amira pun spontan berteriak kegirangan mendengar jawabanku, hingga akhirnya kami pun sampai di ruang kelas kami.
Tak terasa sudah hampir satu minggu aku berlibur di tempat nenek Amira. Rasanya ingin cepat-cepat pulang padahal disini aku dan Amira sering jalan-jalan keliling kampung melihat pemandangan yang sangat indah sekali, ditambah dengan udara yang sejuk karna tepat dibawah kaki gunung, tapi tetap saja aku ingin pulang, aku kangen Reno. Reno adalah lelaki yang pernah dekat dengan ku tapi karna suatu hal, hubungan kami berakhir namun kami berjanji untuk tetap menjaga hati kami sampai nanti saatnya tiba dimana kami telah menjadi orang yang sukses di bidang masing-masing,dan hidup mandiri baru kami akan bersatu kembali,itulah janji kami.
Waktu terus bergulir, tanpa terasa sudah 5 tahun aku meneruskan studi ku di salah satu Perguruan Tinggi di Jakarta, akhirnya aku di wisuda  dan berhasil mendapat gelar dokter. Alhamdulillah Ya Allah akhirnya kuliah ku selesai dengan nilai yang cukup memuaskan. Tak lupa juga ku kabari Reno melalui telepon dan dia berjanji akan datang pada hari aku di dwisuda nanti.
Sempurna sudah kebahagiaanku, hari ini adalah hari yang akan tercatat abadi dalam kehidupanku,karna hari ini adalah acara dwisuda sudah selesai dan aku di damping kedua orang tuaku dan juga saudara-saudaraku dan tak lupa juga Reno datang di hari dwisuda ku ini.Lalu kami pun pulang dengan membawa hati yang sangat bahagia,terima kasih Ya Rab..
Sesampainya di rumah aku langsung mengganti pakaian, setelah selesai aku bergegas ke ruang tamu untuk menemui Reno yang sejak tadi asyik berbincang ria dengan keluarga besarku. Ini bukan hal yang asing, karna Reno memang sudah sangat dekat dengan keluargaku, bahkan dia sudah dianggap bagian dari keluarga kami. Reno sekarang sudah bekerja di sebuah perusahaan yang sangat terkemuka di Jakarta, dia menyelesaikan kuliahnya terlebih dahulu satu tahun dariku.
Di tengah asyiknya kami berbincang sambil menikmati film keluarga, tiba-tiba Reno memotong pembicaraan kami, dia mengutarakan niatnya untuk melamarku dan kami akan menikah secepatnya, dan keluarga ku pun menyetujuinya.
Ya Rab, dulu aku sempat berfikir jika di pengadilan duniaMu ini aku tak bisa mendapat kebahagiaan, biarkan aku menuntut kebahagiaan itu di pengadilanMu nanti Ya Rab. Allah..sempurna sekali kebahagiaan yang engkau berikan kepadaku. Ternyata engkau menjawab semua doa dan harapanku sesuai yang ku inginkan bahkan lebih dari yang ku harapkan.
Terima kasih Ya Rab, hamba sering melanggar apa yang engkau perintahkan tapi engkau memberikan kebahagiaan yang sesempurna ini untukku. Ternyata memang benar, semua akan indah pada waktunya.

0 komentar:

Posting Komentar